Kamis, 28 Oktober 2010

Perbedaan Antara Laptop Dengan Notebook

Apa sih perbedaan laptop dengan notebook?.Pada dasarnya laptop dengan notebook itu mempunyai fungsi dan kapasitas sama.Laptop mengandung pengertian lap=pangkuan, top=diatas jadi bisa diartikan komputer yang bisa digunakan diatas pangkuan kita.sedangkan notebook berasal dari kata note=catatan dan book=buku,sehingga bisa diartikan komputer sebagai buku catatan yang bisa dijinjing/tenteng. Sebenarnya laptop atau notebook cuma sebuah penyebutan istilah saja.  Di Amerika istilah laptop lebih dikenal dari notebook.Tak dipungkiri juga penyebutan laptop lebih familiar ditelinga orang Indonesia dibanding notebook.Bukan begitu?
Beberapa produsen besar pembuat produk ini tetap menggunakan istilah laptop.  Toshiba di dalam situs resminya menyebut seluruh tipe produksi  PC Portable dengan kata Laptop. Sementara Acer menamakannya dengan Notebook, demikian juga dengan Fujitsu yang mengelompokkan produk Lifebook-nya dengan Notebook. Sementara Dell perusahaan asal Texas  mengatakan laptop maupun notebook adalah sama.
Namun demikian ada baiknya mengetahui  perbedaan global antara laptop dengan notebook dari berbagai sisi.Mari kita simak
Berikut perbedaannya:
  • Secara fisik laptop mempunyai dimensi yang lebih besar dari notebook dilihat dari inchnya.besar inch laptop 13,5″-17″ sedangkan notebook 8,5″-12″
  • Laptop pakai dvd/cd room internal atau sudah terpasang dvd room sedangkan notebook tanpa dvd/cd room biasanya pakai dvd external
  • Laptop lebi tahan panas dibanding notebook karena dimensinya lebih kecil tapi bisa diatasi dengan menggunakan coolingpad/kipas pendingin saat digunakan
  • Harga laptop lebih mahal dari notebook
  • Hdd pada notebook tanpa partisi kalau kita beli baru
  • Spec laptop lebih besar dar notebook (tidak semua),bagi pencinta designer atau games dan program2 berat disarankan pilih laptop dari pada notebook
  • Slot memory pada notebook hanya satu slot jadi jika mau tambah memori harus ganti baru.misal memory notebook anda defaultnya 1g dan anda mau tambah jadi 2g maka dengan sangat terpaksa anda harus beli memory 2g satu keping karena slot memorinya cuma satu.Yang 1g nya?simpan saja buat cadangan.
  • Port usb pada notebook lebih sedikit dibanding laptop
  • Laptop lebih mudah diatasi kerusakan hardwarenya dibanding notebook
  • Notebook jauh lebih simple dibawa kemana-mana daripada laptop karena bentuknya lebih kecil.Bisa pakai softcase
  • Karena dimensi lcd notebook kecil maka jika kita menggunakannya dalam jangka waktu lama maka bisa menyebabkan lelah mata dibanding laptop.
Itu sedikit gambaran umum aja,minimal anda ada gambaran riil tentang bedanya laptop dengan notebook.Saran saya belilah laptop/notebook sesuai kebutuhan dan anggaran anda jika anda berniat membelinya.Karena tiap laptop/notebook pasti ada perbedaan harga sesuai dengan brand/merek tertentu.
Ingat kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda.Emang penting punya punya laptop/notebook?…
Jawabannya ada pada anda sendiri.
yg penting sekarang kita bukan sibuk mempermasalahkan perbedaannya, malu ama negara tetangga yg selalu sibuk gimana menciptakan produk terbaru yg akan di jual kenegri kita..

Asal Mula Nama Pulau Sumatera

NAMA asli Pulau Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah “Pulau Emas”. Istilah pulau ameh kita jumpai dalam cerita Cindur Mata dari Minangkabau.

Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau mereka yang besar itu.

Pendeta I-tsing (634-713) dari Cina, yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut pulau Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti “negeri emas”.

Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (”pulau emas”) atau Suwarnabhumi (”tanah emas”).
Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi.

Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa. Para musafir Arab menyebut pulau Sumatera dengan nama Serendib (tepatnya: Suwarandib), transliterasi dari nama Suwarnadwipa.

Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Cuma entah kenapa, ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilanka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa!

Di kalangan bangsa Yunani purba, Pulau Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis.

Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.

Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’.

Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi tanah air kita, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatera.


Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi.


Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. Emas itu didapatkan dari negeri Ophir.


Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).

Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati Allah itu?

Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera! Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh.

Ptolemaios pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ophir-nya Nabi Sulaiman a.s.


Lalu dari manakah gerangan nama “Sumatera” yang kini umum digunakan baik secara nasional maupun oleh dunia internasional?

Ternyata nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau.

Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang pernah disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa.

Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis.

Memang orang Eropa seenaknya saja mengubah-ubah nama tempat. Hampir saja negara kita bernama “Hindia Timur” (East Indies), tetapi untunglah ada George Samuel Windsor Earl dan James Richardson Logan yang menciptakan istilah Indonesia, sehingga kita-kita ini tidak menjadi orang “Indian”! (Lihat artikel penulis, “Asal-Usul Nama Indonesia”, Harian Pikiran Rakyat, Bandung, tanggal 16 Agustus 2004, yang telah dijadikan salah satu referensi dalam Wikipedia artikel “Indonesia”).


Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pardenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra.

Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.


Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah. Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama Camatarra. Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama Samatara, sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama Samatra.


Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu Camatra, dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya Camatora. Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: Somatra. Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: Samoterra, Samotra, Sumotra, bahkan Zamatra dan Zamatora.

Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah kita: Sumatera.


Copy By  : http://www.dakdem.com/artikel-bebas/21-sejarah/153-asal-mula-nama-pulau-sumatera

SELEKSI PSE 2016 KECAMATAN BAYUNG LENCIR

Dalam rangka pelaksanaan rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi (SE) 2016 di wilayah Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, pad...